Dengan Disiplin & Kasih Meningkatkan Prestasi
Working Hard With Love
Ada dua kata penting dalam topik Working Hard With Love, yakni hard (keras) dan cinta (love). Dalam kata hard (keras) mengandung beberapa pengertian kuat, tidak mudah pecah, gigih, dan sungguh-sungguh. Sedangkan kata love (cinta) mengandung beberapa pengertian suka sekali, ingin sekali, berharap sekali, dan rindu.
Kita sebagai guru, apa tidak rindu sama anak-anak? Coba bayangkan setiap hari, Senin sampai Jumat ketemu dengan orang yang tidak suka dengan kita. Kalau itu anak-anak murid kita bagaimana? Kerja keras seolah sia-sia. Memang kerja keras harus disertai dengan rasa penuh cinta sehingga bermakna.
Apalagi di tengah pandemi perubahan begitu cepat menuntut kita segera beradaptasi dengan kecakapan memanfaatkan media digital. Bagaimana mengatasi atau menghadapi tantangan agar tersebut?
Jangan malu bertanya dan belajar bahkan kepada yang lebih muda. Mulai dengan mendata orang-orang dalam kontak kita. Pilih mana yang kira-kira memiliki kemampuan sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Cara tersebut menunjukkan menunjukkan seperti apa pandangan kita tentang pekerjaan.
Coba jawab beberapa pertanyaan berikut untuk memahaminya. Apakah sikap kita kalau ada tugas di pekerjaan? Malas mengerjakan, yang mengerjakan, atau ingin menghasilkan yang terbaik. Kemudian, apakah bekerja itu? Daripada tidak ada yang lain, kewajiban yang harus dilakukan, kesempatan untuk meraih cita-cita. Selanjutnya, Jika ada masalah? Sering tidak tahu harus melakukan apa, tahu bagaimana harus bertindak, tetapi saya bingung melakukannya, dan segera melakukan bagian saya.
Jawaban kita akan memberikan gambaran tentang seperti apa tipe dalam bekerja. Apakah tipe quitters, campers, dan climbers?
Tipe terbaik adalah climbers (pendaki) maka tidak akan berhenti pada zona nyaman tetapi akan terus belajar bahkan pada hal-hal yang baru. Meskipun menghadapi tantangan yang tidak mudah, seperti butuh kemampuan yang benar-benar baru. Tipe climbers tidak akan berlama-lama beristirahat atau berhenti, segera bertindak.
Nah, berapa lama waktu yang ditolerir untuk segera bertindak? Menjawab ini, renungan momen paskah. Yesus menderita hingga mati di kayu salib lalu bangkit pada hari yang ketiga. Jadi waktu yang diperlukan untuk bangkit, ya tiga hari. Poinnya jangan berlama-lama segera bangkit dan ambil langkah-langkah yang dapat kerjakan.
Ibarat kita sesaat memegang pensil pasti tidaklah berat, tetapi bagaimana jika memegang pensil itu dalam waktu 24 jam? Pasti bukan pekerjaan yang ringan. Maka jangan berlama-lama, segera ambil langkah agar pekerjaan tidak berat.
Dalam hidup kita ada hal yang penting dan genting, ada pula penting tapi tidak genting, dan tidak penting juga tidak genting. Nah, pilih yang mana? Diantara kita mungkin memilih yang pertama. Nah, yang perlu adalah mengerjakan yang penting tetapi tidak genting.
Artinya kita selalu mempersiapkan diri dengan terus belajar. Tidak harus menunggu saat genting baru bertindak. Selain itu, sikap selayaknya benang yang lentur bukan seperti lidi yang kaku. Fleksibilitas menjadi kata kunci agar terus bergerak mengambil langkah.
Memilih yang penting walaupun tidak genting berarti kita bekerja keras dengan cinta. Bekerja cerdas. Kalau tidak bisa sendiri dapat bekerja dengan tim. Kita akan sangat terbantu dengan bekerja dalam tim karena setiap orang dalam tim memiliki kemampuan yang berbeda-beda yang akan sangat mendukung keberhasilan.
Kerja keras dengan cinta dapat terwujud jika kita memiliki sesuatu, seperti hobi dan cita-cita.
Misalnya, cita-cita ingin menjadi penyiar radio tetapi tidak tercapai. Apakah kemudian cita-cita itu mati. Tidak! Meskipun jadi guru atau dosen cita-cita tersebut dapat terwujud apalagi dengan situasi online ini. Bukankah mengajar dapat memainkan peran sebagai penyiar radio. Demikian juga kemampuan/hobi/cita-cita yang lain, itu akan menjadi gairah dan nilai lebih di hadapan murid atau rekan kerja.
Ingat, bahwa jika ada kritik maka itu bukan diri kita tetapi hasil karya. Tidak usah baper! Lakukan dengan senang sesuai passion. Bahkan hal-hal sederhana seperti suka menonton film atau berolahraga. Itu pun dapat menolong kita bekerja keras dengan cinta.
Mungkin hal yang merintangi adalah kesulitan-kesulitan di masa lalu sehingga enggan untuk maju. Ingat, Tuhan Yesus mengalami masa-masa sulit, tetapi tiga hari kemudian Dia bangkit.
Murid-murid mungkin juga sedang mengalami masalah-masalah yang berat, namun ketika melihat kita menemukan cinta. Seolah mereka sedang melihat kasih Tuhan Yesus. Bahkan bukan hanya murid tetapi juga rekan kerja kita. Mari kita bekerja keras dengan cinta. Jangan takut untuk belajar dan bertumbuh.
Working Hard With Love merupakan topik dalam kegiatan Learning Center (LC) Sekolah Kristen Kalam Kudus Jakarta, Jumat (22/04/2022). Sebagai narasumber, Dr. Christin Wibhowo, S.Psi., M.Si, merupakan dosen di Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang dengan bidang Psikologi Klinis.