Dengan Disiplin & Kasih Meningkatkan Prestasi
Tempat yang Tenang
| Penulis: Darwin T. Zega
“Aku mau mendengarkan apa yang mau difirmankan Allah, Tuhan.” (Mazmur 85:8)
Dalam berbagai kondisi belakangan ini, sulit untuk menemukan tempat yang tenang dan teduh bersama-sama dengan Tuhan. Bukan hanya karena lingkungan kita yang ramai dan berisik, tetapi di zaman ini kecanggihan teknologi sering mengganggu dengan notifikasi dari gadget kita.
Dalam situasi ini, kita sering kehilangan flow. Kita kehilangan irama kita tidak sejalan dengan irama Tuhan. Keintiman dengan Tuhan tidak lagi menjadi fokus perhatian kita. Sehari-hari kita terus-menerus “mengeluarkan daya” dari dalam diri kita. Sampai pada titik tertentu kita menjadi gersang dan terasa kosong. Jika sudah sampai pada kondisi ini, kita harus mawas diri dan hati-hati. Kita tidak bisa terus-menerus melayani dalam kondisi “payah” seperti ini.
Hamba Tuhan, para guru, dan siapa pun, membutuhkan tempat yang tenang untuk membangun keintiman dengan Tuhan sehingga kita kembali mendapatkan penyegaran. Kita butuh tempat yang tenang untuk membangun keintiman dengan Tuhan. Bersekutu dengan Tuhan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi orang percaya.
Selain itu, “flow” kita dengan Tuhan harus tetap terjaga. Flow itu apa? Flow adalah “keadaan ketika seseorang sepenuhnya terserap ke dalam apa yang sedang dikerjakannya, perhatiannya hanya terfokus ke pekerjaan itu, kesadaran menyatu dengan tindakan.” Singkatnya, flow itu artinya menyatu atau mengalir. Seseorang yang telah menemukan flow dalam apa yang ia kerjakan, tidak memperhitungkan waktu dan capeknya, malah sangat menikmatinya. Hubungan kita dengan Tuhan mestinya berada dalam flow dan irama yang sama. Dalam pekerjaan apa pun yang kita kerjakan, menyatu dengan Tuhan itu sangat penting, sehingga pekerjaan itu bukan lagi menjadi beban tetapi justru menjadi kenikmatan.
Mungkin saat ini kita mengalami pasang-surut dalam iman dan kedekatan dengan Tuhan. Oleh karena itu, kita perlu diisi kembali. Jangan lupa diri kita bisa gersang. Kita harus bisa melakukan sesuatu untuk diri sendiri dan mengisi daya kita sehingga kita segar kembali. Seperti sebuah laptop yang lambat karena terlalu lama dipakai atau karena file sampah yang menumpuk. Itu semua perlu dikeluarkan. Kita harus “dikosongkan” agar dapat diisi kembali.
Tuhan Yesus berkata dalam Matius 11:28:
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”
Ini undangan kepada kita yang merasa diri kosong dan semangat yang mulai pudar.
Bapak/Ibu dan saudara dalam Tuhan, apakah kita sudah menemukan irama kita dengan Tuhan? Apakah kita sudah berada dalam flow yang sama dengan Tuhan? Ingat, tidak ada manusia yang strong dari awal sampai akhir. Semua perlu penyegaran! Tuhan dapat memakai orang lain untuk memberikan dorongan dan motivasi bagi kita. Dan lebih dari itu, Firman Tuhan adalah tempat yang tenang bagi kita untuk mendapat penyegaran.
Selamat menemukan flow Anda. Tuhan pasti menolong saudara!
***
Darwin T. Zega, Kepala Bagian kurikulum CFRC (Creation-Fall-Redemption-Consummation) Sekolah Kristen Kalam Kudus Jakarta