SKKK Jakarta: Membentuk “Manusia Utuh”

| Penulis: Darwin Terisman Zega, S.Th.

Pendidikan yang interkoneksi pada zaman ini adalah sesuatu yang sangat penting. Sekarang ini, nyaris tidak ada bidang dalam kehidupan yang berdiri sendiri tanpa pengaruh bidang lain. Ilmu apa pun terkoneksi dengan ilmu lain, secara langsung atau tidak langsung, disadari atau pun tidak disadari.

Hal ini tidak lain didukung oleh perkembangan IPTEK yang begitu masif sehingga konektivitas antarpersonal, antarwilayah, antarbudaya, bidang ilmu, dsb. terus meningkat. Konektivitas dalam pendidikan pun terus dirasakan intensitasnya. Hal ini misalnya dapat dilihat dalam pembelajaran tematik atau dalam studi-studi interdisiplin, yang mana pada tahun-tahun sebelumnya tidak terlalu diperhatikan.

Pendidikan, dalam perspektif visi Sekolah Kristen Kalam Kudus Jakarta, dibangun di atas kerinduan untuk membentuk “manusia utuh.” Proses pembentukan manusia utuh yang dimaksud tidak bisa dilepaskan dari pendidikan yang multi perspektif, melibatkan banyak proses dan unsur. Proses pembentukan tidak bisa maksimal jika hanya menekankan satu sisi saja. Pendidikan yang holistik niscaya perlu dilakukan. Menyadari hal tersebut, SKKK Jakarta, dalam proses pendidikan yang diselenggarakannya, secara bertahap mengembangkan kurikulum sekolah yang integratif.

Kurikulum integrasi yang dikembangkan di SKKK Jakarta merupakan kurikulum yang terintegrasi antara iman Kristen Alkitabiah dengan berbagai bidang ilmu dalam mata pelajaran-mata pelajaran. Proses integrasi tersebut dirancang baik di ranah teoritis maupun pada tataran praktis. Melalui kurikulum integrasi ini para siswa akan dibekali dengan pengetahuan yang mumpuni tentang iman Kristen dan sains. Pengetahuan yang diperoleh tidak berhenti pada ranah kognitif semata, tetapi akan menghasilkan kehidupan yang memuliakan Tuhan, berguna bagi masyarakat, dunia, dan sekitar.

Integrasi iman dan ilmu telah menjadi pembicaraan yang hangat sejak lama. Belakangan ini, oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hubungan tersebut semakin tak terhindarkan. Hal ini mendorong SKKK Jakarta memikirkannya secara serius dengan mengembangkan kurikulum integrasi.

Integrasi antara iman Kristen dan sains dilakukan di atas fondasi yang bersumber dari Alkitab. Alkitab sebagai wahyu Allah merupakan penyingkapan diri Allah agar dikenal oleh manusia. Allah sendiri mewahyukan diri-Nya melalui ciptaan (general revelation) dan Alkitab (special revelation). Allah, setelah menciptakan segala sesuatu, memberi mandat kepada manusia untuk “menaklukan dan menguasai” seluruh ciptaan tersebut (Kej. 1:28).

Mandat tersebut hingga kini terus dikerjakan dan tidak bisa dipisahkan dari lahirnya berbagai logi (sosiologi, biologi, antropologi, geologi, dll). Manusia pun, ketika melakukan mandat tersebut, menggunakan kemampuan dan potensi yang ada dalam dirinya. Potensi dan kemampuan tersebut merupakan bagian dari pekerjaan Allah yang menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya. Herman Bavinck berkata dalam sebuah karyanya, “Seluruh keberadaan manusia adalah gambar dan rupa Allah, dalam tubuh dan jiwa, dalam semua kemampuan, kekuatan, dan karunia-karunia manusia.”

Pemahaman ini memberi implikasi pada bagaimana orang Kristen melihat kebenaran-kebenaran dalam sains dan dalam segala sesuatu. Ciptaan Tuhan sebagai objek penelitian sains yang dilakukan manusia dan kemampuan manusia yang Tuhan berikan untuk menemukan kebenaran-kebenaran, berhubungan satu sama lain. Allahlah yang menciptakan segala sesuatu dan juga menciptakan manusia dengan segala kemampuan yang dia miliki. Oleh karena itu, basic premise of integration antara iman Kristen dan sains dibangun di atas keyakinan bahwa “all truth is God’s truth” (segala kebenaran adalah kebenaran Allah).

Teologi Kristen sebagai materi yang akan mengisi dan menjadi konten integrasi dalam kurikulum SKKK Jakarta adalah teologi yang didasarkan pada kesaksian Alkitab tentang Allah, manusia, dan alam semesta. Istilah Bible Based Integration (BBI) adalah istilah yang tepat untuk menggambarkan hal ini.

Alkitablah yang menjadi fondasi proses pengintegrasian kurikulum ini. Alkitab sebagai wahyu khusus Allah, di dalam kurikulum integrasi, bukan hanya mengisi, tetapi menerangi, menuntun, membimbing, dan memberi kejelasan kepada bidang ilmu lainnya dalam mata pelajaran-mata pelajaran sesuai tujuan dan maksud Allah.

Berbasiskan Alkitab, dengan demikian, menjadi sudut pandang kristiani dalam melihat segala sesuatu. Christian worldview itu sendiri dibentuk oleh dan lahir dari Alkitab. Christian Worldview atau Wawasan Dunia Kristen dapat diartikan sebagai pandangan hidup yang dianut dan dihidupi oleh orang-orang Kristen. Christian worldview berbasis theistik, didasarkan pada kepercayaan terhadap Allah yang berpribadi dan Trinitas, pencipta segala sesuatu, dan yang setia memeliharanya.

Ia telah menyatakan diri-Nya baik secara umum melalui ciptaan dan secara khusus dalam Alkitab dan pribadi Yesus Kristus. Orang Kristen memahami seluruh realitas dalam dunia ini berdasarkan Alkitab. Kesaksian Alkitab atas seluruh realitas diringkas dalam empat pilar utama, yaitu creation (penciptaan), fall (kejatuhan), redemption (penebusan), dan consummation (penyempurnaan). Konsep 4 pillar ini dapat disingkat CFRC.

Jadi, kurikulum integrasi yang dikembangkan di SKKK Jakarta dibangun berdasarkan wawasan Kristen yang dituntun oleh Firman Allah. Melalui proses integrasi ini, kehidupan dapat dilihat secara utuh untuk membentuk pribadi yang utuh. Amin!

Sumber gambar: https://pixabay.com/

***

Bionarasi

Darwin Terisman Zega, S.Th., Kepala Bagian Kurikulum CFRC Sekolah Kristen Kalam Kudus Jakarta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *