Dengan Disiplin & Kasih Meningkatkan Prestasi
SKKK Jakarta Gelar Seminar, Healthy Boundaries dengan Pembicara Henny Wirawan
Jakarta, SKKKJAKARTA.SCH.ID – Sekolah Kristen Kalam Kudus Jakarta gelar seminar dengan topik healthy boundaries, Jumat (06/01/2023).
Kegiatan berlangsung pada pukul 07.30-10.00 WIB, bertempat di aula utama gedung Gereja Kristen Kalam Kudus Kosambi baru.
Sebagai pembicara DR. Henny Wirawan, M. Hum. Psikolog, Psikoterapis, CMLC, CMPNLP, CMP, CH, CPPP, COCC, CPT, QIA, CRMP
Holistic Wellness Coach & Psychotherapist, Professional Trainer, Women Advancement Specialist. Positive Psychology & Organizational Change Consultant. Internal Auditor & Risk Management Practitioner.
Topik healthy boundaries bertujuan agar kita memahami batasan yang sehat untuk berhubungan dengan sesama guru dan murid, menjalin hubungan dengan orang tua.
Apa itu boundaries? ibu Henny memberikan definisi boundaries sebagai limit jarak yang kita putuskan ketika berhubungan dengan lingkungan sekitar; hal-hal apa saja yang dapat diterima/ditolelir atau tidak, baik itu terhadap diri sendiri, maupun terhadap orang lain.
Selanjut beliau menyampaikan beberapa manfaat bounderies, yakni untuk melindungi diri sendiri dan ruang pribadi dari faktor eksternal yang mengganggu kenyamanan diri,
mengingatkan bahwa kita memiliki otonomi atas diri sendiri, membedakan antara posisi kita dengan posisi orang lain, membantu kita membentuk hubungan yang sehat dengan orang lain, dan mengingatkan bahwa kita tidak semestinya bertanggung jawab atas kebahagiaan orang lain memberikan keseimbangan dalam kehidupan.
Boundaries terdiri dari beberapa jenis, yakni fisik, seksual, emosi, mental, spiritual, waktu, material dan finansial, serta non negotiable.
Sementara boundaries di sekolah mencakup boundaries sesama (guru dan karyawan), guru sekolah dan karyawan, guru/karyawan dan kepala sekolah/pengurus sekolah, guru/karyawan dan murid, guru/karyawan dan orang tua murid/wali murid, sesama murid (satu level pendidikan), sesama murid (kakak dan adik kelas), civitas akademika dan masyarakat.
Lalu seperti apa bounderies yang sehat? Berikut beberapa hal untuk memiliki bounderies yang sehat: mengenali batasan yang diinginkan, komunikasi dengan jelas, hargai bounderies orang lain, saling mengingatkan, bertanggungjawab atas perkataan dan perbuatan kita, bersikap jujur, dan berusaha mandiri.
Yang tak kalah menarik dalam sesi diskusi dan penyampaian hasil diskusi peserta sangat antusias bahkan mengemukakan ide-ide segar yang menambah khasanah pada topik ini.
Dan sesi tanya jawab ada pertanyaan yang menarik, bagaimana menangani bullying di sekolah dengan beberapa jenjang dalam satu tempat/gedung? dan bagaimana bounderies diri agar tidak dianggap sombong dan kita menyendiri?
“Apa pun yang kita lakukan akan pasti mendatangkan komentar, karena itu kalau kita merasa tidak nyaman harus disampaikan boundaries kita dengan sopan,” kata ibu Henny menjawab pertanyaan kedua.
“Mari kita wujudkan bounderies yang sehat di sekolah,” tutup ibu Henny.