Penguatan Karakter Siswa Dalam Pembelajaran

| Penulis: Donna Ernanti

Karakter merupakan erat kaitannya dengan kepribadian. Kepribadian merupakan sisi lain dari wujud seseorang, selain fisik dan rohaninya. Karakter atau kepribadian dapat diperhatikan lewat perilaku seseorang dalam hidupnya bersosialisasi, cara pandangnya akan sesuatu, keyakinannya dan tindakannya, bahkan saat ia mengambil keputusan yang dianggapnya paling mewakili dirinya atau yang terbaik untuk dia. Tentu saja karakter atau kepribadian ini muncul ketika seseorang berhadapan dengan situasi yang sulit.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan adanya peristiwa yang berkaitan dengan perilaku seseorang atas suatu masalah. Kita akan menyatakan bahwa tindakan tertentu adalah baik dan tindakan yang lain adalah buruk. Dengan kata lain seseorang yang melakukan sesuatu disebut baik apabila ia menguntungkan orang lain dan tindakan yang merugikan orang lain adalah tindakan tidak baik. Tindakan-tindakan ini adalah bentuk dari karakter itu sendiri.

Dengan kata lain, karakter akan muncul ketika seseorang menghadapi semua masalah, baik masalah yang muncul dari dalam dirinya, maupun masalah dari orang lain. Masalah-masalah tersebut akan disertai dengan perilaku atau tindakan seseorang dalam bentuk perlakuan fisik, ujaran,  gaya hidup, penampilan, dan lain sebagainya. 

Masalah-masalah yang dihadapi manusia itu menetap pada diri kita sejauh tujuan dan pengharapan seseorang itu belum atau sudah mencapai tujuan akhirnya. Semakin masalah itu lama selesainya maka kepribadian atau karakter  itu juga akan lebih lama menetap dalam diri seseorang. Semakin lama, semakin sulit bagi kita untuk mengembalikannya ke arah yang benar. Semakin tidak ada pembinaan, semakin sulit untuk mencapai tingkat perbaikan karakter. 

Peristiwa-peristiwa yang kita temui dalam kehidupan kita sangat banyak. Perkelahian, permusuhan, penghinaan, perampokan, penganiayaan, penipuan, dan masih banyak lagi. Ini bisa dilakukan oleh anak-anak sampai dengan usia lanjut usia, baik yang berstatus negarawan s.d. berstatus rakyat biasa, baik yang kaya, maupun yang biasa. Semua orang bisa melakukannya.

Selain itu, perilaku terpuji juga menunjukkan wujudnya lewat perilaku-perilaku baik. Perilaku menolong orang lain, perilaku menyemangati orang lain, perilaku adil, perilaku mandiri, perilaku bergotong royong, dan lain sebagainya. Masih banyak peristiwa baik ada dalam kehidupan kita yang menunjukkan adanya karakter yang baik tersebut.

Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman kepada kita untuk bisa mulai menanamkan karakter yang baik pada diri seseorang. Penanaman Karakter tersebut bisa dilakukan semua pihak. Orang Tua, masyarakat, pemerintah, semua insan dengan berbagai latar sosial, siapa pun. Pembinaan tersebut bisa dimulai dari usia dini sampai dengan lanjut usia juga. Semakin sering dan semakin banyak pihak yang terlibat, diharapkan semakin cepat perubahan dirasakan.

Kita sebagai insan pendidik, kita ternyata diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu untuk sesama. kita menjadi salah satu ujung tombak penanam karakter bagi anak-anak kita yang ada dalam pengawasan dan pembinaan kita. Kita menjadi tiang-tiang penopang keutuhan negara ini. 

Ternyata kita adalah penanam kehormatan bagi negara yang kita cintai ini. Sungguh suatu kehormatan, peran dunia pendidik menjadi salah satu pengharapan negara untuk bisa memajukan Indonesia, yang bukan saja menjadi negara maju, juga menjadi negara yang terhormat.

Guru berperan penting dalam menanamkan karakter bagi anak didik. Hubungan yang erat dan pertemuan-pertemuan tiap hari bisa menjadi salah satu peluang untuk menanamkan karakter baik itu sendiri.

Kegiatan pembelajaran yang terus-menerus berlangsung bisa menjadi jalan bagi kita untuk mulai mengarahkan siswa memperhatikan, mengerti, memahami, mempraktikkan, menguasai, meniru, bahkan melakukan tindakan terpuji, yang berkarakter baik.

Seorang guru seharusnya menganggap hal ini penting. Penting karena kegiatan pembelajaran menjadi bagi kita untuk memberi jalan bagi siswa memiliki perilaku-perilaku baik. Penting karena guru bisa menjadi pusat belajar anak tentang karakter baik, walaupun saat ini pembelajaran seharusnya berpusat kepada siswa.

Dalam pembelajaran pada semua mata pelajaran, guru bisa mulai dengan berbagai hal. Pertama, guru harus menanamkan pesan atau amanah ini bahwa guru harus mengemban tugas sebagai pembina karakter siswa. Guru memiliki mandat untuk menjalankannya dalam kegiatan belajar bersama murid. Menanamkan dalam hati bisa kita lakukan dengan merenungkan bahwa guru adalah karakter itu sendiri. Guru adalah profil kebenaran itu sendiri. Dengan demikian guru yang tingkat kesadarannya sudah semakin baik, akan berusaha melakukan hal-hal baik. Hal-hal baik inilah yang kita lihat sebagai karakter baik tersebut.

Kedua, sebelum memulai kegiatan pembelajaran, guru bisa mengarahkan siswa untuk berdoa terlebih dahulu. Pembinaan rohani ini penting karena dengan berdoa, kesadaran anak didik akan pentingnya belajar itu jauh lebih dalam. Dengan berdoa terlebih dahulu, anak didik menyadari belajar adalah ibadah juga. Semakin banyak guru melakukannya dalam tiap pertemuan, semakin mereka memahami bahwa mereka seharusnya melakukan sesuatu yang baik di sekolah, di rumah, di masyarakat, sesuai dengan kebenaran-kebenaran tersebut.

Ketiga, guru bisa memuat slide yang memuat kata-kata motivasi bagi siswa. Kata-kata yang mereka baca dan mereka dengarkan ketika diserukan dan dibarengi dengan perilaku visual (video, youtube) yang patut dicontoh, bisa menjadi jalan pembinaan bagi anak didik.

Guru bisa membuat praktik kerja bersama siswa. Guru dan siswa bisa melakukan kegiatan bersama. Dalam kegiatan praktik bersama ini, sesekali guru menyerukan perilaku baik yang dapat mereka lakukan terhadap diri sendiri, orang lain, lingkungan. Sambil beraktivitas, bergerak, dan bermain, guru bisa memberi arahan pertumbuhan karakter baik bagi anak didik.

Guru bisa juga memberi penghargaan bagi siswa-siswa yang berkarakter baik. Guru memberi hadiah kecil, poin tambahan, tepukan, sapaan, pujian, atau mengajak siswa lain memperhatikan hal-hal yang baik yang telah dilakukan oleh anak atau kelompok tertentu.

Guru secara kolaborasi dengan guru lainnya membuat program belajar bersama. Kegiatan ini akan membuat anak belajar banyak hal dan belajar faktual di lapangan. Dengan cara kolaborasi, masing-masing guru mengambil bagian dalam penanaman karakter baik kepada siswa.

Guru bisa juga meminta anak menuliskan pesan baik dari kegiatan pembelajaran. Pesan tersebut berupa kata-kata berkarakter baik dari hasil belajar mereka. Mereka bisa menceritakan hal-hal baik yang berdampak baik bagi diri sendiri, maupun berdampak baik bagi orang lain.

Guru juga bisa memuat kata-kata berkarakter di mading kelas. Dipajang dalam bentuk mading yang sederhana, buatan siswa sendiri, dan diberi kreativitas menarik yang membuat mereka merasa bahwa mereka penting bagi kelasnya, bagi orang-orang yang ada di sekeliling mereka.

Guru bisa juga meminta mereka membuat tulisan hasil belajar dan memuatnya dalam mading sekolah, mading online, web sekolah, bahkan bisa menjadi laporan ke orangtua dalam bentuk portofolio yang dikirim ke grup-grup warga sekolah. Dengan demikian, setiap siswa merasa bahwa dirinya berharga.

Banyak lagi kegiatan guru yang bisa dilakukan untuk menanamkan karakter baik ini dalam kegiatan pembelajaran. Semakin sering guru melakukannya, semakin banyak siswa dilibatkan dalam kegiatan itu, semakin terbuka kesempatan siswa berekspresi baik, maka semakin mudah bagi guru menanamkan perilaku baik tersebut kepada anak didi.

Semoga tulisan sederhana ini bisa menginspirasi para guru untuk melakukan sesuatu bagi anak didik. Kita percaya,hal ini memang  penanaman karakter-karakter baik diamanatkan untuk kita para guru. Hasilnya kita lihat nanti ketika kita mendengar bahwa anak-anak didik kita berperilaku baik di tengah masyarakat.

***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *