Kesehatan Mental | Fear of Missing Out (FOMO)

Media sosial sudah menjadi bagian tak terlepas dari kehidupan manusia pada masa kini. Tak jarang kita melihat atau mendengar orang tak bisa hidup tanpa media sosial, baik itu Instagram (IG), Facebook (FB), Twitter, Line, dan lain-lain. Dengan alasan yang beragam mulai dari rasa mudah bosan, takut ketinggalan berita, takut tidak mengikuti trend/gaul, cemas dan lain sebagainya. Keadaan seseorang yang demikian mungkin sedang mengalami apa yang disebut Fear of Missing Out (FOMO). FOMO merupakan keadaan seseorang berkaitan dengan kesehatan mental.

Fear of Missing Out (FOMO) sederhananya perasaaan takut atau cemas akan ketinggalan sesuatu dari internet atau media sosial. Mengapa kita membahas topik FOMO ini dalam kesehatan mental? Karena FOMO masuk kategori gangguan mental di era digital saat ini. 

Di masa pandemi ini pengguna media sosial semakin meningkat karena setiap orang diharuskan untuk berdiam di rumah dan mengurangi mobilitas keluar rumah.

Alhasil banyak orang mulai bosan dan beralih mengusir rasa bosan dengan mulai berselancar di dunia maya atau media sosial. Hal ini pasti menimbulkan efek positif dan negatif di kalangan pengguna media sosial pada umumnya.

Efek positifnya adalah banyak orang menjadi kreatif dan mulai menghasilkan konten-konten kreatif dengan cara berkarya di media sosial. Jika berhasil mereka akan menghasilkan uang dan terus berkarya menghibur dan memberi tontonan yang menarik untuk disimak. Tetapi jika negatif maka efek sampingnya adalah perasaan cemas dan takut tidak mengikuti trend di medsos inilah yang disebut dengan FOMO.

Efek dari FOMO inilah yang harus dihindari. Seseorang yang terkena FOMO akan terus-menerus gelisah dan tidak menjadi dirinya sendiri. Kecenderungan seseorang untuk selalu update status dan kadang kala kurang bermanfaat membuat seseorang menjadi pribadi yang fake alias palsu.

Mengapa seseorang dapat mengalami FOMO? Pertama, kita harus selidiki terlebih dahulu apakah kebutuhan dasar, psikologi dan pemenuhan diri/ aktualisasi diri seperti teori Maslow sudah terpenuhi atau tidak. Dalam Teori Maslow kebutuhan manusia dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 

  1. Kebutuhan dasar atau fisiologi manusia meliputi kebutuhan akan makan, minuman, pakaian, kesehatan, dan rasa aman.
  2. Kebutuhan psikologi yaitu kebutuhan ingin dihargai (prestasi, pencapaian, keberhasilan ), perasaan ingin dicintai (baik dari keluarga ,pasangan atau orang lain).
  3. Kebutuhan yang paling tertinggi adalah kebutuhan pemenuhan diri yaitu  aktualisasi diri. Seseorang yang masuk dalam kategori ini cenderung berperilaku bagaimana bermanfaat bagi orang lain dan melakukan yang terbaik bagi orang lain atau bless to be blessing.

Dari ketiga kebutuhan di atas kebutuhan mana yang menyerang seorang FOMO? Dalam hal ini seorang FOMO adalah pribadi yang secara psikologi kurang terpenuhi yaitu rasa ingin dihargai. 

Seseorang mengalami FOMO kemungkinan akibat masa lalu seseorang kurang dihargai baik oleh orang tua, lingkungan dan pergaulan yang toxid. Sehingga seorang FOMO cenderung mencari penghargaan diri dari commen, like atau follow dari idola mereka yang dianggap mampu mengisi relung hati yang kosong dan hampa.

Bagaimana caranya supaya seorang FOMO bisa berubah?

  • Jujur pada diri sendiri kalau anda butuh dihargai
  • Pahami konsep dirimu bahwa kamu adalah pribadi yang sangat dihargai Tuhan apa adanya
  • Usahakan liburlah sekali kali berselancar di media sosial dan alihkan dengan kegiatan lain yang jauh lebih bermanfaat.
  • Ubahlah kebiasaan kamu dari FOMO menjadi JOMO

Joy of Missing Out (JOMO) adalah kebalikan dari Fear of Missing Out (FOMO). JOMO dapat didefinisikan sebagai kepuasan diri seseorang untuk melakukan hal yang bebas dan fokus pada apa yang disenangi/sukai. 

Jika Anda sudah paham apa yang Anda senangi/sukai maka kamu akan fokus mengerjakan hal-hal yang positif dan tidak perlu terganggu dengan pendapat orang lain.

Ayo… love yourself, cari tau apa yang membuat Anda nyaman dan positif di media sosial. Dan yang pasti kebahagiaan Anda tidak tergantung pada apa kata orang dan media sosial. Enjoy your life!

Sumber ilustrasi: pixabay.com

***

Bionarasi

Liana Remhana Sinamo, M.Si., guru BK SMAS 2 Kristen Kalam Kudus Jakarta. Jika Anda membutuhkan konsultasi dapat menghubungi via email: liana.s@skkkjakarta.sch.id

Avatar photo
Liana Remhana Sinamo
Articles: 5

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *