Dialog Natal: Allah Menyertai Kita

| Penulis: Darwin T. Zega

Natal identik dengan kemeriahan, pesta, makanan yang enak, baju baru, pernak-pernik dan aksesoris Natal, dan sejumlah unsur lain yang sering kita dengar. Intinya, seluruhnya tampak riang, ceria, dan mewah. Gambaran ini dapat disaksikan di tempat-tempat umum, seperti mall. Hal yang sama juga bisa dilihat di gereja. Secara lahiriah, nyaris tidak ada perbedaan antara aksesoris di gereja dan tempat-tempat umum, seperti mall.

Secara khusus di gereja, perayaan Natal adalah suatu rutinitas tahunan yang selalu disambut dengan gegap gempita. Liturgi perayaan Natal telah diatur sedemikian rupa, sehingga berjalan dengan baik dan formal.

Natal guru dan karyawan SKKK Jakarta kali ini, tahun 2021, di setting dalam suasana yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Perayaan Natal dilakukan dalam suasana yang santai tanpa mengurangi nilai persekutuan Natal itu sendiri. Perayaan Natal berlangsung dalam suasana non formal, terdapat percakapan santai di antara tim yang sudah ditunjuk.

Kita bersyukur, Tuhan kita Yesus Kristus telah menyertai kita semua dari Natal 2020 yang lalu sampai hari ini, Natal 2021. Kasih-Nya tak pernah berkesudahan, sinar-Nya tidak pernah padam, kini dan selamanya.”

Dialog Natal:

Siswa 1 : “Oh … hari ini Natal ya?”

Siswa 2 : “Ia, tanggal 25 kan tanggal lahir- Nya Tuhan Yesus, walaupun kita ngerayainnya tanggal 14 Januari, hari ini. Tanggal 25 itu, sakral lho …!”

Siswa 3 : “Ia, mesti baju baru, hp baru, motor baru, mobil baru. Ya, musti serba baru.”

Siswa 1 : “Ia, tapi lebih seru kalau sinterclass.”

Siswa 2 : “Oia, kayak di kota Spore tuh, seru, rame … pohon Natal dimana-mana, ochard road sepanjang jalan.”

Siswa 3 : “Oia, btw … gw pernah denger neh, apa bener yah Yesus lahir dari perawan namanya Maria? Gue sulit percaya, gak make sense. Impossible ….”

Siswa 2 : “Ia, katanya ya, uda disebut 500 tahun sebelumnya di PL, yaitu bahwa seorang perempuan muda akan melahirkan anak laki-laki yang akan disebut Immanuel.”

Siswa 1 : “Ia, bisa aja sih, soalnya tidak ada yang mustahil bagi Allah.”

Megen : “Teman-teman, Bapak/Ibu, karena ini Natal, boleh gak aku bacain puisi singkat? … hehehe ….”

Maureen : “Oh … boleh, boleh. Tapi, puisinya buat siapa dulu? Buat seseorangkah? He … he … he …. Atau …?

Megen : “Ia, puisi ini aku tunjukkan buat seseorang yang special di hatiku … hehehe.”

JYM : “Wah … gak nyangka uda punya seseorang yang spesial. Ckckck … boleh dong kasitau siapa?”

All : “Ia, kasitau dong.”

Megen : “Baik. Dengerin ya, aku mau kasitau. Dia adalah … dia adalah … Tuhan Yesus.” Tapi, juga buat keluarga dan teman-teman semua.”

All : “Oh … begitu.” Ya udah buruan bacain puisinya ….”

Megen : “Ok, ok …”

Pembacaan puisi.

Setelah puisi dibacakan, yang lain memberikan pujian.

JYM : “Wow … puisinya keren ya. Sangat menyentuh dan juga memberkati.”

Megen : “Teman-teman, coba puisi aku gimana?”

JYM : “Oia … kalau puisinya bagus, aku mau kasi hadiah … hehehhe … Tapi, kita mau dengar pendapat teman-teman dulu, puisi tadi seperti apa. Hmmm …. kita dengar pendapat bu Tanty aja ya?”

All : “Ok, ok, ok ….”

Tanty : “….” (Di sini Bu Tanty memberikan tanggapan positif terhadap puisi yang baru saja dibacakan)

2. NYANYI DAN DOA

Tanty : “Teman-teman, kita doa dulu yuk, biar persekutuan kita malam ini berkenan di hadapan Tuhan.”

Maureen : Ok, kita berdoa dulu. Tapi, sebelum doa, kita nyanyi dulu. Nanti, setelah kita nyanyi, doa akan dipimpin Pak Kaston ya. …”

Pak Kaston : “OK, siap, siap ….”

Menyanyikan lagu diiringi musik! (Lagu: NATAL DI HATIKU). Teman-teman yang di zoom juga diajak untuk menyanyi.

Doa: Oleh Pdt. Kaston.

Maureen : “Thanks Pak Kaston, sudah memimpin kita dalam doa. Teman-teman, bagaimana kalau kita nyanyi satu lagu lagi?”

Menyanyikan lagu: Dari Pulau dan Benua.

3. DIALOG MAKNA NATAL

(Dialog dalam sesi ini berlangsung di seputar perbincangan tentang makna Natal yang sesungguhnya. Budaya yang sudah terbentuk di tengah-tengah masyarakat bahwa Natal identik dengan baju baru, mewah, meriah, dll).

Siswa 1 : “Oh ya, Natal kali ini beda ya ….”

Siswa 2 : “Ia, bedalah. Tahun lalu Natal 2020, sekarang Natal 2021. Ya, jelas beda ….”

Siswa 1 : “Maksud aku gak begitu … Natal kali ini, gak ada spesialnya. Gak ada sinterklas, gak ada tari-tarian, gak ada makan-makan …”

Matius : “Adik-adik, memang ia, selama ini Natal itu identik dengan kemewahan, acara-acara meriah, pohon Natal, dll …” Tapi, sebenarnya esensi Natal tidak seperti itu … Pikiran aku sih seperti itu ….”

JYM : “Oia … gua jadi mikir-mikir neh? Apa sih artinya pernak-pernik Natal. Kita sering lihat pohon Natal, santa claus, sinterklaas, dan banyak sekali yang lain. Ia, kelihatan rame, tapi apa ya hubungannya dengan kelahiran Tuhan Yesus?”

Siswa 3 : “Ia, bener sekali Sr. Jadi penasaran juga neh, makna Natal yang sebenarnya bagaimana?” (penasaran dan pengen tau makna Natal yang sesungguhnya).

Diana : “Ayo, kita minta pencerahan sama Bapak Daniel aja. Gimana?”

All : “Oia … boleh, boleh.”

Daniel : “….” (Pak Daniel memberikan penjelasan sesungguhnya dari makna Natal)

DTZ : “Wow … rupanya makna Natal yang sesungguhnya bukan makan-makan, atau baju baru, atau yang lain. Nah, beruntung ya kita dapat pencerahan dari Dirpel kita … hehehehe.”

“Tapi, masih ada satu lagi yang sering membuat aku bertanya-tanya.”

Megen : “Apaan itu Pak, daripada mikir sendiri mending kita tanya aja sama Bapak Ozi. Tapi, bertanya-tanya tentang apa dulu?”

DTZ : “Begini teman-teman. Kalau aku amati, biasanya perayaan Natal sebagai peringatan kelahiran Yesus lebih rame dan lebih menyita perhatian daripada perayaan Paskah, kenaikan Yesus ke sorga, dan semua bagian lain dari kisah hidup Tuhan Yesus.”

Megen : “Oh … itu. Trus, apa yang jadi persoalan di situ? Itu kan gak apa-apa.”

DTZ : “Ya, uda. Kita minta pendapat dari Pak Ozi aja.”

Ozi : “….” (Pak Ozi memberikan penjelasan tentang tradisi gereja yang lebih concern pada acara Natal, momen kelahiran Tuhan Yesus dari pada step-step kehidupan dan karya Kristus lainnya. Tradisi merayakan kelahiran Tuhan Yesus tidaklah salah, tetapi perhatian kepada karya Kristus yang lain mestinya juga tidak mendapat perhatian. Karya Kristus bagi kita itu lengkap. Ia tidak hanya lahir saja, tetapi Ia telah meninggalkan jejek-jejak pelayanan kepada kita seperti dicatat dalam Kitab-kitab Injil. Ia juga mengorbankan diri-Nya mati di kayu salib. Ia juga bangkit dan telah naik ke sorga mempersiapkan tempat bagi kita semua).

Maureen : “Mantul sekali Pak Ozi. Super, super …. Ini sangat mencerahkan … hehehe.”

“Teman-teman, tapi ini masih musim pandemi ya. Corona masih belum hilang, bahkan ada aja varian baru yang muncul. Gak bisa kemana-mana, gak bebas ngumpul-ngumpul. Takut.

(berusaha mengungkapkan kecemasannya di masa pandemi covid-19).

Siswa 2 : “Ia, gak jelas neh. Entah kapan berakhir. Saya juga takut.”

Diana : “Teman-teman. Kita semua sudah menjalani pandemi covid-19 sekian tahun. Banyak hal yang sudah terjadi. Gak ketemu guru-guru seperti dulu lagi, tidak bisa bareng teman-teman dengan bebas. Tidak sedikit yang mengalami kesulitan ekonomi, masa depan yang tidak menentu. Bahkan banyak orang yang kita kasihi sudah dipanggil Tuhan. Kita rindu keluarga, saudara, orangtua, tapi kita tidak bisa bertemu.”

“Akan tetapi, kita harus tetap percaya bahwa Tuhan kita adalah Allah yang hidup yang selalu menyertai kita.”

“Penyertaan Tuhan bagi Kalam Kudus Jakarta ini telah dibuktikan oleh beberapa rekan dengan tetap setia melayani di Kalam Kudus. Kesetiaan dan dedikasi melayani patut kita teladanin. Bukan hanya itu, tetapi juga patut kita apresiasi ….” (Christmas Gift)

4. DIALOG PESAN NATAL

Maureen : “Bener sekali Bu Diana. Itulah sebabnya tema Natal kita tahun ini adalah ‘IMMANUEL.’ But, what is the meaning of Immanuel? Apa sih makna Immanuel? Ada penjelasan yang lebih mudah tidak? … hehehehe ….”

Matius : “Dunia ini penuh dengan manusia yang terus berbuat dosa, manusia tidak bisa tidak berbuat dosa, tiap orang sudah dikuasai oleh dosa, dan menciptakan berbagai jenis dosa supaya lebih banyak orang terseret, terkurung, terbelenggu, dan jatuh ke dalam dosa. Lihat Herodes, pemimpin Yahudi, para ahli Taurat. Pada zaman Yesus, Sang Mesias lahir, dosa begitu merajalela. Semua berdosa, baik yang bukan Israel, bahkan juga orang Israel sendiri sebagai bangsa pilihan, berdosa di hadapan Tuhan.”

Calvin : “Jadi, maksudnya Immanuel, ada hubunganya dengan dosa? Kenapa begitu?”

Matius : “Coba baca Matius 1:21.”

Calvin : (Secara spontan mencari Alkitab dan ayat yang dimaksud)

“Ok … saya bacakan ya Pak. Matius 1:21, “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”

Siswa 1 : “Apa bisa dihubungkan dengan seperti zaman now, abangku tiap hari dalam kamar terus, ga keluar-keluar, katanya belajar, makan saja males. Seperti terhipnotis game. Kerjanya cuman game dan game aja ….”

Siswa 2 : “Kawan saya satu lagi juga begitu, ga tahu nonton apa lagi itu … orang lain dilarang ganggu or ikut, porno-porno kali? Doyan tuh … hidup hanya di dalam kamar nih gara-gara internet?”

Siswa 3 : “Gak jugalah, dari internet banyak juga orang petik manfaatnya, search pengetahuan, ilmu, skill, dll … Kita bisa belajar banyak dari internet dan medsos ….”

Siswa 2 : “Aku muyeng dengan bokap and nyokapku juga, masing-masing sibuk dengan HPnya, dalam rumah kayak hidup sendiri-sendiri nih … komunikasi jarang, malah ribut aja sering. Gimana tuh bisa rasakan Immanuel?”

Siswa 1 : “Ada orang dalam belenggu kebencian, kemarahan, dan sakit hati yang tak mampu ia sendiri lepaskan ….”

JYM : “Ada lagi orang-orang memang sangat terhipnotis oleh game, oleh insta, film drakor, ada yang terbelenggu oleh bisnis, usaha, oleh pekerjaan terus menerus mencari uang, merasa tidak perlu yang lain.”

Ozi : “Covid 19 selain menyebabkan kematian karena terjangkit, ada yang lebih celaka, Kompas memberitakan seorang suami membunuh isterinya dan ketiga anaknya yang masih kecil, karena malu besar dan akhirnya bunuh diri. Dia memalsukan sertifikat vaksin, saking takut ditangkap polisi … Sangat tragis sangat tragis … Dosa memang mematikan.”

Maureen : “Justru itulah Immanuel, Yesus menjadi manusia, tinggal bersama-sama dengan kita, Dia Sang Kudus, Anak Allah, diutus untuk menyatakan kasih dan anugerah-Nya, datang di tengah orang berdosa, supaya orang berdosa bertobat, dan Yesus mengatakan:

“Begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya barangsiapa percaya kepada-Nya, tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Serius : NYANYI LAGU:

“Juruselamat Dunia” (Sari Simorangkir) by Chosen Vessel

Link: https://www.youtube.com/watch?v=DsntcVjJvzo

Susie : “Immanuel, Allah Sang Pencipta, hadir on the spot, datang mendekati manusia berdosa, Allah menjadi manusia, lahir dalam palungan hina, Allah datang menyertai kita, ikut menerima kehinaan.

Saudaraku, bahkan terlebih lagi, Yesus juga hadir kalahkan kuasa maut, taklukkan kuasa dosa, binasakan kuasa si jahat.

Selain itu, Immanuel hadirkan kuasa kemenangan, hadirkan jaminan selamat dari kuasa dosa, maut, dan kuasa dari si jahat. Terbebas dari kuasa-kuasa gelap yang ditakuti oleh orang-orang di dunia.”

JYM : “Oh ya, betul sekali. Jadi, tidak perlu lagi melakukan tradisi menaruh kertas kuning di atas palang pintu yang katanya mampu melindungi rumahmu dari roh-roh jahat dan ketakutan akan malapetaka menimpa keluarganya.

Matius : “Ia, begitu juga misalnya dengan tradisi atau kebiasaan-kebiasaan yang bertentangan dengan Firman Tuhan.”

DTZ : “Benar tuh, manusia tidak butuh kalung atau gelang yang katanya punya kekuatan melindungi diri kita, apalagi jimat simpanan, atau apa pun yang serupa dengan itu yang kita anggap sebagai kekuatan untuk melindungi kita sebagai orang Kristen terhadap roh jahat dan malapetaka.”

Lily : “Termasuk juga misalnya ritual doa berantai, seolah Allah budek. Hal seperti ini pun harus kita pikirkan ulang. Ada anggapan yang keliru ketika kita berpikir bahwa dengan ritual doa berulang-ulang dan berkali-kali sambil jari memutar rantai kalung manik, seolah lebih afdol dan lebih ada kuasa melalui media barang-barang ciptaan?”

Matius : “Padahal Yesus, Diri dari Allah Sang Pencipta, Pemilik alam semesta, Penguasa yang hidup dan yang mati, yang paling berkuasa sudah hadir di dunia. Sudahkah Immanuel menyertai kita. Harusnya hanya Yesus Pencipta dan Penebus yang jadi fokus kita, bukan melalui benda ciptaan, atau barang-barang buatan manusia.”

Daniel : “Ada ajaran yang katakan begini, kalau kamu hidup suci, bersihkan pikiran, dengan ritual, jadi orang baik, jauhi dunia, bertapa untuk menyucikan diri, kamu akan menjadi sakti, bisa menyembuhkan orang sakit dan yang menderita. Emang diri sendiri bisa hindari tidak sakit dan tidak menderita? Kayak orang cari kekayaan dengan dukun, padahal dukun sendiri tidak kaya-kaya. Yang begini kan aneh?”

Kaston : “Banyak orang mau punya kuasa, kuasa jabatan, pemilu atau pilkada, memakai dukun, calon kepala daerah, calon menteri dan calon presiden pun ada yang melakukannya.

“Ada juga banyak orang takut akan kuasa roh jahat dan takut malapetaka, setiap suku bangsa, mencoba dengan cara berbeda-beda. Begitu banyak orang ditawan oleh dosa, tidak kuasa keluar dari perbuatan dosa.”

Ozi : “Immanuel hadir di dunia, menyatakan kepada semua mahluk bahwa semua kuasa dunia dan akhirat berada di bawah kaki-Nya, hanya sesaat Ia merelakan diri hina di dalam palungan, dikhianati, dihina, dizolimi, dianiaya, disiksa, dan bagai domba yang keluh Yesus disembelih.

“Immanuel, Anak Domba Allah yang menghapus dosa umat-Nya, Sang Immanuel menghadirkan terang hidup bagi orang berdosa.. engkau dan saya lah orang berdosa , yang membutuhkan Yesus, Juruselamat ….”

Lily : “Ooh yes … Jadi, artinya Immanuel, Yesus hadir dikala kita sendirian di kamar, dikala sedang berbuat dosa diam-diam, bahkan dikala sedang merancang pembalasan dendam, tatkala sedang merasa orang tidak melihat, tidak ada yang tahu. Terlebih lagi, tatkala kamu merasa tidak ada seorang pun mengerti dan memahamimu, tatkala kamu merasa dicuekin, Jesus cares for you privately!”

Kaston : “Ada 1 lagi yang ingin kusampaikan tentang Immanuel …. Dikala manusia sedang menderita, Ia juga hadir menyertai. ….”

Megen : “Bagaimana cara Yesus hadir?”

Kaston : “Roh Kudus dan Firman Allah, perkataan di Alkitab, yang selalu menghibur dan menguatkan kita tatkala kita sedang susah, menderita sengsara, entah itu karena penyakit yang menahun, entah itu putra-putri kita yang sakit, tak kunjung sembuh-sembuh, sungguh sangat menderita. Percaya, Ia ada dan menyertai.”

Wimpi : “Saya mau berkisah tentang orangtua yang rawat kedua anak yang thalasemia.”

“Pendeta datang dengan isteri yang sakit-sakitan. Supir Grab yang isterinya ….”

“Yesus juga mengingatkan kita akan godaan, cobaan, dan menegur kita tatkala kita berbuat salah dan berdosa ….”

“Apakah artinya IMMANUEL benar-benar hadir di dalam hidup tiap orang percaya tiap hari, tiap jam, tiap detik?”

5. PENUTUP

Maureen : “Terang Natal, apakah sudah hadir dalam kehidupan kita? ….” (Kata-kata penutup)

BP, Dirpel, Kepsek, Guru2, Staf HO, alumni, orang tua siswa, dan siswa-siswi SKKKJ, sudahkah terang Kristus yang hadir Immanuel pada para gembala di waktu malam, dan terang yang menuntun orang Majus, juga sudah Immanuel hadir di dalam hidup pribadimu? Dan dalam kehidupan keluargamu?

“Akulah Terang dunia, barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”

Setelah pesan Natal disampaikan, secara otomatis musik dimainkan dan menyanyikan sebuah lagu (….).

Lagu : “TERANG NATAL, IMMANUEL”

Hadir di tengah orang berdosa

Yesus, Anak Allah terbaring di palungan

Kasih dan kuasa-Nya b’ri pengharapan

Dosa si jahat pun ditaklukkan

Damai sukacita bagi yang percaya

Terang Natal hadir di hatiku

Terang Natal hadir di hatiku

Doa Penutup : Pdt. Ozi

Ucapan Natal : Dirpel SKKK Jakarta, Bapak Daniel Suyatno.

***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *