Dengarlah Panggilan-Nya

| Penulis: Lussiana, S.Pd.K

Tuhan memilih dan menentukan seseorang untuk menjadi hamba-Nya dan nabinya. Bisa dari sejak mudanya atau tuanya. Tuhan sungguh luar biasa Dia sudah merancang hidup kita sejak kita ada dalam kandungan ibu kita. 

“Sebelum Aku membentuk engkau dalam Rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa (Yer. 1:15)”.

Tuhan sudah mempersiapkan Samuel untuk menjadi nabinya. Siapa Samuel? Bapaknya bernama Elkana dari suku Efraim dan ibunya Hana yang setia mengasihi Tuhan. Hana telah membayar nazarnya dengan mempersembahkan Samuel yang masih kanak-kanak itu untuk tinggal dalam rumah Tuhan dan belajar melayani di rumah Tuhan di Silo.

Kita melihat bagaimana Allah memanggil Samuel 3 kali saat dia sedang tidur. Samuel berpikir itu suara imam Eli namun pada panggilan ke-3 barulah Samuel menjawab “ya Tuhan, berbicaralah hambaMu mendengar” (1 Sam. 3:1-9). Karena Imam Eli sudah mengajar Samuel bagaimana cara menjawab panggilan Allah.

Allah memanggil dan berbicara kepada kita untuk menjadi alatNya di dunia ini dengan berbagai cara. Biarlah kita dapat berkata seperti Samuel “Ya Bapa, berbicaralah.” Firman Tuhan adalah suara 

Tuhan karena itu kita belajar untuk mendengar dan menaati segala perintah-Nya. Tuhan mau memakai kita sebagai generasi muda yang siap melebarkan kerajaan Allah di dunia ini.

Tuhan memanggil Samuel untuk menyampaikan nubuat tentang kejatuhan keluarga Eli. Bagi Imam Eli itu bukan suatu kabar yang baik tapi karena itu adalah perkataan Tuhan jadi tetap Samuel harus sampaikan kepada imam Eli, walau Samuel merasa takut untuk menyampaikannya tapi dia tetap menyampaikannya.

Mengapa Imam Eli dan keluarga akan dihukum oleh Tuhan? 

Karena Anak-anak Eli sudah berlaku kurang ajar terhadap umat Tuhan yaitu bangsa Israel,mereka telah melakukan dosa yang memilukan hati Tuhan dan tidak mau bertobat.Jadi Tuhan harus menyatakan hukumanNya kepada mereka.

Kita melihat bahwa anak Pendeta tidak memastikan bahwa ia lebih baik atau lebih berkenan untuk menggantikan posisi ayahnya, tetapi Tuhan bisa pakai kaum awam untuk bisa melayani Dia.

Anak imam Eli sangat berbeda dengan Samuel yang tulus mengasihi Tuhan, taat, rajin dan setia. Walau masih muda tapi Allah mau pakai dia. Bagaimana dengan kita maukah kita mendengar suara Tuhan untuk mau menjadi saksi dan hambanya yang siap memberitakan injil kerajaan Sorga.

Yesus datang ke dunia bukan untuk dilayani tapi untuk melayani. ”Karena anak manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang (Mark. 10:45).”

***

Ilustrasi: pixabay.com

Bionarasi

Lussiana, S.Pd.K., Guru Agama Kristen di Sekolah Kristen Kalam Kudus Pangkalpinang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *