
| Penulis: Linda Triastuti
Berawal dari sebuah mimpi seorang gadis yang baru saja lulus dari SPG (Sekolah Pendidikan Guru) Kristen di Surakarta. Ternyata tidak mudah mendapatkan sebuah kesempatan untuk dapat segera mengajar meskipun nilai-nilai saat menempuh pendidikan di SPG boleh dikatakan cukup bagus.
Bayangan kerinduan yang dalam saat melihat teman-teman yang sudah memperoleh kesempatan mengajar, memakai seragam guru… oh betapa bangganya apabila saya juga bisa merasakan seperti mereka.
Saat kesedihan itu muncul, karena masih menganggur sedang untuk melanjutkan kuliah, saya tidak mau membebani orang tua. Sampai akhirnya, ada keluarga di Semarang yang membantu saya agar mengambil peluang untuk dapat mengajar. Saya bekerja di sebuah SD swasta yang dikelola sebuah gereja di Semarang. Siang hari mengajar, malam hari bekerja di kantin taruna milik Akpol/Akademi Kepolisian.
Dari pengalaman bekerja di Semarang, ikut menumpang di rumah saudara, saya percaya Tuhan izinkan agar saya bertumbuh sebelum akhirnya dipanggil orangtua untuk kembali ke Solo dan melamar di SD Kristen Kalam Kudus Surakarta.
Waktu itu, bagi kami lulusan SPG Kristen apabila bisa bergabung dengan SKKK Surakarta merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Namun sebelum bergabung dengan SKKK Surakarta, saya membantu administrasi dan memberi les putra-putra dari Bp. Ongko Teknowijoyo (alm) dan Ibu Indri Teknowijoyo.
Perjuangan yang tidak mudah tetapi saya begitu menikmati. Yang selalu terbayang dan saya percaya pasti suatu saat Tuhan izinkan saya bergabung bersama SKKK. Terus terang pilihan menjadi guru karena dorongan dari ayah saya yang melihat bagaimana saya memimpin teman-teman di rumah waktu itu kira-kira saat saya kelas 3 SD.
Saya mengajar teman-teman untuk belajar membaca dan menulis yang saya lakukan di teras rumah. Maaf, teman-teman kecil saya bersekolah di SD Inpres, yang berbeda jauh dari SDN 54 di mana saya bersekolah.
Jadi saya terbeban untuk mengajar mereka agar lebih lancar membaca. Saya bersyukur arahan dari ayah saya membawa saya sampai saat ini menggeluti profesi sebagai seorang guru.
Dua tahun di Semarang sejak tahun 1989, kurang lebih tahun 1991 saya bergabung dengan SKKK Surakarta. Suasana kekeluargaan, keakraban memang begitu terasa. Kesempatan untuk bertumbuh bersama dalam pengenalan akan Tuhan itu yang saya rasakan.
Rasanya memang langsung jatuh hati. Dengan berjalannya waktu, ada kesempatan saya untuk melanjutkan kuliah dan saya bergabung dengan SMU Kristen Kalam Kudus di Sukoharjo. Sambil kuliah di Univet Bantara Sukoharjo yang letaknya dekat dengan SMU Kristen Kalam Kudus. Saya bekerja di bagian TU dan membantu di perpustakaan.
Pimpinan dan teman-teman di SMU Kristen Kalam Kudus juga sangat baik dan kami saling mendukung sehingga kami juga merasakan kedekatan seperti berada dalam komunitas keluarga besar. Bagi saya, tidak ada bedanya suasana di SD dan di SMU, keduanya sama-sama akrab dan hangat.
Pada tahun 2001 saya bergabung di sebuah kelompok bermain yang dikelola oleh GKI Wonogiri. Pernah mencoba mendaftar PNS tapi tidak diterima. Pengalaman-pengalaman yang baik pasti ada, Tuhan menempa saya untuk belajar dalam hal kesederhanaan dan keterbatasan yang ada di daerah. Saya percaya, itu semua bukan kebetulan tapi ini adalah dalam rancangan Tuhan yang pasti akan mendatangkan kebaikan bagi saya.
Hingga suatu hari pasca tsunami tahun 2004 dan kecelakaan pesawat Lion Air di Bandara Adi Sumarmo Solo saya ditawari Ibu Tanty Minarni untuk bergabung bersama SKKK Pangkalpinang. Saya menyambut tawaran itu dan pada bulan Juni tahun 2005 saya berangkat ke Pangkalpinang. Saya percaya semua bukan kebetulan.
Selama saya di Solo, Tuhan izinkan saya berteman dengan keluarga di mana saya memberikan les. Dari keluarga ini saya diberi buku tentang budaya Bangka. Saya juga bermimpi datang ke sebuah pulau yang penuh dengan ruang atau tempat sembahyang di setiap rumah yang dipenuhi warna merah. Ternyata, setelah saya datang ke Pangkalpinang tahun 2005 saya baru merasakan oh ini arti dari mimpi saya waktu itu.
Kepada teman saya saat bergabung di kelompok bermain saya katakan sebenarnya juga berat meninggalkan ladang pelayanan di KB Wonogiri, tapi ini sebuah kesempatan yang terus saya pergumulkan bisa kembali bergabung dengan SKKK. Di mana saya merasakan suasana kekeluargaan dan iman saya terus bisa bertumbuh bila bergabung dengan SKKK.
Dan puji Tuhan, Allah kita adalah Allah yang luar biasa. Doa saya dikabulkan, bulan Juni tepatnya tanggal 18 Juni tahun 2005 saya bergabung dengan SKKK Jakarta di Pangkalpinang. Saat persiapan sebelum ke Bangka, saya belajar dan penyesuaian di SKKK Tangkilio. Waktu itu (almh) Ibu Teripena Jonathan yang memproses perekrutan, wawancara dan akhirnya saya diterima.
Kebaikan-kebaikan Tuhan yang saya rasakan mulai dari Ibu Tanty Minarni, Ibu Pdt. Dorcas Murniati (almh), Ms. Selly, dan guru-guru senior yaitu Ibu Erika, Ibu Lidya, Ibu Juultje, Ibu Sernie dan guru-guru lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Karena kemurahan-Nya, melalui SKKK di Pangkalpinang saya diberi kesempatan untuk mengikuti lomba baik lomba bercerita, lomba guru berprestasi baik tingkat kecamatan dan tingkat kota. Puji Tuhan, di tingkat kecamatan juara I dan tingkat kota juara III. Lomba bercerita di TB Gramedia juga pernah saya ikuti dan mendapat juara juga.
Melalui SKKK Jakarta di Pangkalpinang, saya memperoleh kesempatan belajar budaya ke negeri China tahun 2010. Saya juga memperoleh kesempatan mengikuti pelatihan-pelatihan ke Jakarta maupun di Pangkalpinang. Selain itu, saya juga diberi kesempatan untuk berkunjung ke Istana Kepresidenan di Bogor dan Kebun Raya Bogor.
Teman-teman dan pimpinan di SKKK Jakarta waktu itu juga memberikan kesempatan untuk berkunjung ke Jakarta dan mengenal tempat-tempat bersejarah di Jakarta. Tentu ini merupakan pengalaman yang sangat membanggakan dan menyenangkan.
Saya percaya semua bukan kebetulan. Di awal saya memang sudah terkesan dengan sekolah Kalam Kudus sejak bersekolah di SPG Kristen Surakarta. Bukan upah yang saya cari tetapi berkah atau berkat pertumbuhan iman rohani saya dalam mengemban visi dan misi pelayanan di sekolah Kristen.
Tuhan yang begitu baik juga memberikan kesempatan melalui Ibu Tanty Minarni selaku Kepala Sekolah SD Kristen Kalam Kudus Pangkalpinang untuk mengikuti lomba menulis cerpen. Puji Tuhan juga meskipun tidak meraih juara I tapi cerpen saya ditulis dalam buku antologi yang bisa dibaca oleh rekan-rekan guru di Pangkalpinang maupun di Bangka Belitung.
Dari semua keberhasilan itu, kalau bukan dari Tuhan dan dukungan rekan-rekan kerja satu pelayanan di SKKK Pangkalpinang tentunya mustahil. Dukungan dan doa dari keluarga serta sahabat-sahabat yang terus mendorong saya untuk berkarya, memuliakan Tuhan, mencerdaskan bangsa melalui anak-anak yang Tuhan percayakan belajar bersama di SKKK Pangkalpinang.
Pengalaman bergabung bersama SKKK Jakarta di Pangkalpinang, saya rindu Tuhan izinkan untuk terus menorehkan segala sesuatu yang baik dan indah dalam setiap pelayanan dan pekerjaan saya.
Seperti filosofi canting ayu. Canting adalah alat untuk membatik. Ayu adalah cantik. Biarlah hidup saya juga seperti canting ayu yang terus menjadi berkat untuk sesama di lingkungan SKKK Jakarta dan di kota Pangkalpinang.
Kiranya Tuhan memberkati kita semua, terus suarakan kabar keselamatan melalui sekolah yang Tuhan percayakan bagi setiap kita.
Ingatlah dan jangan khawatir kalau kita tidak berhitung dalam pelayanan maka Tuhan akan memberikan segala hal yang menjadi berkat kita. Semua Tuhan berikan dan cukupkan bahkan berkelimpahan. Biarlah pengalaman hidup saya ini juga bisa menjadi berkat bagi setiap pembaca.
***
BionarasiLinda Triastuti, guru di SD Kristen Kalam Kudus Pangkalpinang
One thought on “Bukan Upah Tapi Berkah”
Pengalaman hidup yang luar biasa bu Linda.
Semakin diberkati dalam kehidupan pribadi, keluarga dan pelayanan. Menjadi berkat berkat orang² di sekitar.
God bless you more, bu Linda_Canting Ayu. 😊🙏💫