Book Reading Notes: Mama Bear Apologetics (Part 1)

Penulis: Darwin T. Zega.

Menarik! Itu kata yang tepat untuk menggambarkan buku Apologetika Mama Beruang. Mengapa menarik? Catatan ini akan menjelaskan daya tarik yang saya maksud. Namun, mungkin Anda terganjal ketika mendapati kata “apologetika” disematkan pada judul buku ini.

Bisa saja malah ini sudah tidak menarik bagi Anda. “Berapologetika bukan keahlian saya.” “Ini bidang yang sulit.” Atau, Anda bisa saja berkata: “ini tidak penting.” Tidak! Buku ini tidak hanya menarik, tetapi PENTING!

Nancy Pearcey menulis pengantar buku bagus ini, seorang ibu di barisan “MAMA BEAR” yang menulis buku Total Truth (Kebenaran Total) dan sejumlah karya lain yang berpengaruh dalam bidang apologetika.

Di sampul belakang buku Mama Bear Apologetics tertulis endorsement dari J. Warner Wallace, penulis buku Cold-Case Christianity. Baik tulisan Pearcey (Total Truth) maupun Cold-Case-nya Wallace, merupakan bacaan-bacaan yang membuat saya “jatuh hati” pada apologetika.

Bukan hanya itu, kedua buku tersebut membuat saya sadar pentingnya apologetika. Kemunculan dua tokoh ini pada buku Mama Bear Apologetics, menjadi pemikat dan penanda pentingnya tulisan ini.

Hal kedua yang menarik adalah “MAMA.” Mengapa figur “MAMA” (ibu, wanita) yang diangkat pada judul buku ini? Secara umum, pemahaman orang terhadap apologetika berkaitan dengan arena tarung, debat, kritik, serang balik, dll. Hal-hal ini dekat dengan figur laki-laki, karakter yang bersifat maskulin.

Seorang MAMA, belakangan ini, seperti uraian Nancy Pearcey dalam pengantarnya, sudah bermunculan melakukan apologetika. Oleh karena itu, asosiasi pekerjaan berapologetika tidak relevan lagi sebagai bidang yang hanya digeluti oleh laki-laki. Seorang MAMA justru punya peran yang penting.

Buku Mama Bear Apologetics merupakan kumpulan tulisan para ibu rumah tangga dengan berbagai profesi yang mereka tekuni. Perkumpulan mereka pun disebut sebagai MAMA BEAR.

Mengapa menggunakan istilah MAMA BERUANG? Seekor mama beruang pada umumnya melekat kepadanya dua karakter utama yaitu memelihara dan melindungi. Demikian pula seorang MAMA (manusia).

Dalam bab 1, Hillary Morgan Ferrer dan Julie Loos, menyatakan bahwa “menjadi seorang ibu adalah pekerjaan tersulit dan terbaik di dunia” (hlm. 26). Lebih lanjut mereka katakan bahwa ibu ibarat manajer, mengatur manusia bahwa “menciptakan” (membentuk) manusia.

Ibu memiliki kehormatan melatih, membentuk, dan mendidik anak-anak dari lahir sampai dewasa. Dalam proses tumbuh-kembang anak, tidak bisa dipungkiri bahwa ibu memiliki peran yang sangat penting. Peran “memelihara” dan “melindungi” menjadi karakter yang melekat pada ibu dan sangat diharapkan oleh anak-anak.

Anak-anak sejak di pangkuan Sang Ibu selalu dijaga dari ancaman dan bahaya. Ibu niscaya melakukan proteksi apabila bahaya datang. Ibu bahkan selalu sedia “mengaum seperti mama beruang (Roar Like a Mother). Akan tetapi, dapatkah seorang ibu secara terus-menerus memberikan perlindungan terhadap anak-anaknya? Tentu saja tidak. Mengurung mereka di rumah dan membatasi dari hal-hal yang merusak, tidak akan bertahan lama.

Nilai-nilai kehidupan sekuler yang mengikis iman bisa datang dari berbagai arah, bahkan ketika mereka dikurung dalam rumah. Apakah dari buku pelajaran, budaya sekitar, lagu, musik, dan lain-lain. Kecanggihan teknologi saat ini dapat menghubungkan mereka ke berbagai sumber yang memengaruhi iman mereka menjauh dari Tuhan.

Peran MAMA dalam situasi ini begitu penting. Inilah yang coba dijelaskan oleh para penulis. Bagaimana seorang MAMA memberi jawab dan penjelasan atas pertanyaan-pertanyaan anak-anak tentang iman mereka.

Buku yang baik dan menarik ini, terdiri atas 16 bab dan dibagi dalam dua bagian. Tentu saja semuanya ditulis oleh MAMA-MAMA. Menarik untuk bertanya, apa sih yang perlu dikuatirkan dalam kehidupan anak-anak kita sekarang, sampai-sampai para ibu ditarik maju ke depan untuk menjaga benteng pertahanan?

Nah, ini akan menjadi perhatian pada note berikutnya. Sekalipun tulisan ini ditujukan bagi ibu-ibu Kristen, namun juga relevan bagi para bapak, pendidik, bahkan orang Kristen pada umumnya. Jangan sabar, nantikan note berikutnya!

Bionarasi

Darwin T. Zega. Kabag Kurikulum SKKK Jakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *